sejarah desa Canggu


SEJARAH CANGGU
Sejarah desa Canggu di mulai ketika jaman kerajaan Majapahit, masa pemerintahan Hayam wuruk, dimana terdapat tokoh Trunojoyo (maling Cluring) yang memiliki 4 orang anak buah yang handal mereka itu adalah Iromenggolo, Iropati, Gantarpati dan IroBuwono, Trunojoyo dan 4 anak buahnya di kejar oleh Prajurit majahit karena telah menyatroni kaputren yang konon terletak di pemandian (Sumber Drajat). Dari situ Prajurit majapahit kehilangan jejak karena rupanya ke empat anak buah Trunojoyo ini sakti dan bisa menghilang, hilangnya ke empat anak buah Trunojoyo ini diperkirakan meloloskan diri melalui terowongan bawah tanah yang saling berhubungan, ada 7terowongan yang terletak di desa Canggu.

Iromenggolo lari ke Utara, di sana ia di kepung oleh tentara majapahit dan akhirnya tertangkap, maka desa tempat Iromenggolo tertangkap kini bernama Kepung. Kecamatan Kepung, berbatasan dengan dusun Sidodadi, Canggu.

Iropati melawan, disana ia melawan tentara majapahit dengan melemparkan batu bata, jaman dahulu batu bata berwarna putih, dan saat ini daerah tempat Iropati tertangkap bernama Boto Putih yang masih berada di wilayah Canggu.

Gantar pati lari ke selatan, dia lari dengan mengendarai kuda kecil (belo/ anak kuda) maka daerah tempat Gantarpati ini sekarang disebut dengan daerah Bloran (belo anak jaran)

Dan yang terakhir adalah Irobuwono yang mendirikan kerajaan Surabuwana (Surowono Saat ini). Sedangkan asal nama Canggu sendiri, konon ada seorang tokoh pengajar ajaran islam bernama mbah Surat, karena penasaran mbah Surat ingin memohon petunjuk akan tempat pemujaan / candi di Surabuwana tersebut. mbah Surat bersemedi di daerah sekitar candi Surabuana, dan setelah ia bersemedi kakinya tidak bisa berjalan seperti semula, mbah Surat menjadi pincang karena telah di ganggu oleh penunggu candi surabuwana, maka diperkirakan oleh para sesepuh desa Canggu, asal kata Canggu adalah dari kata “Pincang amergo di ganggu”. Adapun tokoh masyarakat yang terkenal di desa Canggu bisa dipastikan adalah dari kaum pendatang, karena melongok sejarah di atas bahwa desa Canggu memang berkembang setelah datangnya 4 orang pendatang anak buah Trunojoyo yang sudah di sebutkan di atas. (sumber: Mukayat dan Nur Hawin 2009).
ninabudiono@yahoo.com

Surowono, sebuah petualangan historis



Candi Surowono adalah tempat yang menyimpan sejarah Raja Wengker yang merupakan salah satu Raja bawahan selama pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari kerajaan Majapahit.
Berbentuk bujursangkar berukuran 8 x 8 meter, bangunan candi Surowono adalah hasil karya sejarah ommission sejak abad 1400 masehi dari masa lalu, yang unik dan menakjubkan adalah serangkaian gua atau terowongan bawah tanah yang menghubungkan candi dengan terowongan-terowongan ini. Terowongan ini terpotong menjadi 7 bagian, Pemotongan bangunan mencuat oleh air melalui percabangan - terletak cukup banyak cabang ± 100 meter dari bangunan candi. Candi Surowono, dan rangkaian terowongannya terletak di desa Canggu Kecamatan Badas, sekitar 25 km Arah Timur Laut dari kota Kediri.
Candi Surowono berhiaskan berbagai relief Cerita yang digambarkan pada keempat sisi dindingnya, setiap cerita di tiap sisi dinding mencerminkan cerita berurutan berdasarkan arah hadap. Cerita Arjunawiwaha dimulai dari sebelah timur menghadap ke dinding dengan ukiran menghadap ketimur menyongsong terbitnya matahari dan menghadap kegunung suci . Ukiran yang menghadap ke barat menggambarkan arah hadap dengan iblis, monsters, perang dan kematian. Sementara cerita Sri Tanjung Bubuksha dan cerita yang muncul di sudut pada panel vertical merupakan bagian dari awal cerita dari rangkaian cerita dalam relief ini.
Candi Surowono merupaka salah satu objek wisata yang terkenal diberbagai daerah, khususnya Kota kediri, Pare dan sekitarnya, Candi Surowono ini dikunjungi oleh berbagai macam kalangan wisatawan baik yang domestic maupun mancanegara. Candi Surowono ini selain mempunyai nilai sejarah yang cukup kental. Candi Surowono ini, juga memiliki tujuh terowongan yang terletak pada tempat yang berbeda, namun tidak jauh dari Candi Surowono itu sendiri. Pada terowongan ini kita dapat menikmati view pemandangan alam sekitar yang cukup mempesona. Tak jarang juga, para pengunjung mencoba menikmati panorama bawah tanah yang terdapat dalam tujuh terowongan tersebut.
Hal ini menjadikan Candi Surowono & tujuh terowongan bawah tanahnya, semakin banyak menarik masyarakat untuk mengambil nilai sejarah yang terkandung atau bahkan hanya sekedar melihat-lihat secara langsung keindahan yang terdapat dalam Candi Surowono & Tujuh Terowongan Bawah Tanahnya.
Pintu masuk terowongan ini terletak di bawah rumpun bambu yang ada di dusun mbloran, panorama alam dusun bloran sangat eksotis, jalanan masih alami tanah dengan rerumputan yang tumbuh di sisi kanan kirinya, kesuburan terlihat didusun ini, hamparan sawah yang luas menghijau, tampak bahwa daerah ini amat tercukupi dari segi pengairannya. Dibawah desa ini mengalir sungai bawah tanah dalam rangkaian bangunan candi surowono yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai terowongan, Konon terowongan bawah tanah ini adalah tempat persembunyian pasukan kerajaan dari musuh. sehingga pasukan raja selalu menang dalam pertempuran, mereka memanfaatkan terowongan bawah tanah ini untuk menyerang musuh sewaktu2 apabila musuh lenganh, terowongan ini juga menjadi tempat tingggal raja untuk sementara disaat situasi genting.
Sebuah pengalaman yang menarik mengunjungi goa yang sempit, dingin dan gelap ini. Akses menuju lokasi ini tidak sulit, dari kota pare dapat ditempuh dengan mobil, motor bahkan sepeda pancal, tetapi alangkah baiknya kita menggunakan sepedah pencal karena hal yang unik dan patut kita contoh di kota kediri, Pare dan sekitarnya adalah budaya menggunakan sepeda. Jalanan penuh dengan orang yang menggunakan sepeda dan pejalan kaki, repot sekali kalau kita menggunakan motor. Setiap 10 m sekali ditemukan banyak bengkel sepeda dan biasanya sekaligus tempat penyewaan sepeda.
Perjalanan susur Gua ini Sangat menantang, karena Hanya bisa dipakai satu jalur, tidak bisa dipakai 2 arah. Apabila kita sedang berada didalam Gua dan kebetulan bertemu dengan rombongan dari arah lain, maka harus ada rombongan yang mau mengalah. Dan yang paling penting sediakan senter dengan cadangan batrerai yang cukup.
Perjalanan menyusuri gua ini dilakukan dengan dengan 4 macam cara yaitu berjalan normal/berdiri, di pintu ke-2 berjalan sambil jongkok, pintu ke-3 berjalan sambil duduk, dan pintu ke-4 terakhir harus sambil merangkak/ berenang. Untuk Masuk pintu pertama pun juga harus hati-hati, karena pintu goa kedalamannya 5m dari permukaan tanah. Airnya jernih, banyak ikan kecil berenang juga. Mata air banyak ngalir dari celah rumpunan bambu.
Untuk jalur 1 Bagian dalam gua airnya mengalir cukup deras, banyak batuan tajam, harus berhati2 karena kaki akan mudah terluka. masuk ke jalur 2, harus berjalan merunduk. Karena atap gua lebih rendah, pada dinding goa, terdapat banyak ceruk atau semacam ruangan, cukup gelap dan dingin. Konon ceruk2 ini digunakan untuk bertapa. di sepanjang gua terdapat banyak jalan bercabang, Sangat berpotensi menyesatkan bagi yang menyusurinya.
Di jalur ke-3 ini bener-bener jalan sambil jongkok, lorongnya lebih sempit dari jalur gua sebelumnya. Aliran Airnya teramat deras, dan kedalamannya setinggi dada orang dewasa. Untuk jalar ini harus lebih extra hati2. agar tidak tersesat karena banyaknya jalan bercabang maka yang perlu diperhatikan hádala mengikuti kemana air mengalir.
Masuk jalur ke-4 kita harus dilakukan dengan merangkak, atau berenang. Dibutuhkan keberanian dan ketrampilan khusus untuk melewati jalur 4 ini. Serangkaian Perjalanan unik ini cukup memicu adrenalin, dan terlebih lagi adalah sisi historisnya yang menarik, yang menghanyutkan kita seolah berada pada masa kejayaan pemerintahan raja wengker.
Surowono, 19 Oktober 2009
nimabudiono@yahoo.com
 
langit, bumi, dan awan Blog Design by Ipietoon